Dalam upaya mendukung perlindungan anak dan mencegah stunting, PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi menggelar kegiatan sosialisasi mengenai Perkawinan Anak dan Usia Dini. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kelurahan Moengko, Kecamatan Poso Kota, pada 3 Juli. Kegiatan ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang kesehatan dan perlindungan anak.
Kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah untuk menurunkan angka perkawinan dini dan prevalensi stunting di wilayah operasional. Hal ini penting mengingat banyaknya dampak negatif yang muncul akibat pernikahan anak, termasuk risiko kesehatan jangka panjang bagi ibu dan anak.
Tantangan dalam Perkawinan Dini dan Stunting
Perkawinan dini adalah fenomena yang kompleks, di mana banyak faktor sosial dan budaya berperan. Menurut data, kehamilan pada usia muda dapat menghambat pemenuhan gizi janin dan berdampak negatif terhadap pertumbuhan anak. Sejumlah narasumber, termasuk petinggi Dinas PPPA dan Kementerian Agama, mengedukasi masyarakat mengenai risiko ini dari berbagai perspektif, seperti kesehatan reproduksi, hukum, dan agama.
“Sosialisasi ini merupakan langkah penting dalam mencegah dampak jangka panjang dari kehamilan dini,” ungkap salah seorang manager yang hadir. Edukasi kesehatan reproduksi menjadi kunci dalam mencegah bahaya yang mengancam kualitas generasi mendatang. Dengan pemahaman yang lebih baik, remaja diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai masa depan mereka.
Kolaborasi Lintas Sektor dalam Melindungi Generasi Muda
Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari remaja hingga tokoh masyarakat. Diskusi interaktif membuka ruang bagi peserta untuk berbagi pandangan dan pengalaman mengenai isu perkawinan anak. Dalam suasana ini, kolaborasi lintas sektor diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi generasi yang akan datang.
Melalui kegiatan ini, perusahaan berkomitmen untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak-anak. Dengan mengedukasi tentang kesehatan reproduksi, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan mendorong anak-anak untuk tetap fokus pada pendidikan serta memperkuat kesetaraan gender.